HOMO


Secarafisik dan
kualitatif manusia purba jenis Homo ini sudah lebih maju dansempurnya jika
dibandingkan dengan jenis manusia purba Meganthropus maupunPithecanthropus.
Secara fisik, cirri-ciri manusia homo sudah mirip denganmanusia modern sekarang,
seperti bentuk kepalanya yang sudah tidak lonjong.Secara kualitatif, tingkat
kecerdasannya sudah lebih tinggi karena sudah mampumenggunakan alat-alat dari
batu dan tulan. Di samping itu dalam berburu merekatelah menggunakan alat-alat
perburuan. Mereka juga telah mengenal api karenabinatang hasil buruannya
dikuliti dahulu sebelum dibakar.
A. CIRI-CIRI
UMUM
Ciri
umum manusia purba jenis Homo antara lain, memiliki tinggi badan130
cm-210cm,muka tidak menonjol ke depan, otot tengkuk menyusut, dan volumeotaknya
antara 1000 cc – 1200 cc. manusia purba ini sudah berdiri tegak dancara
berjalannya lebih sempurna. Mereka hidup sekitar empat puluh ribu hingga25ribu
tahun yang lalu.pola hidunya pun lebih maju daripada manusia purbasebelumnya
B. JENIS-JENIS
MANUSIA HOMO
1. Homosoloensis
pada tahun 1931-1934, ahli purbakala
yang bernama G.H.R. VonKoeningswald dan wedewnrich menemukan fosil-fosil
manusia purba di LembahSungai Bengawan Solo di dekat Desa Ngadong. Jenis
manusia purba dari LembahBengawan Solo tersebut dinamakan homo soloensis atau
manusia purba dari Solo.Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa ternyata
manusia purba jenishomo soloensis lebih tinggi tingkatannya daripada Pithecanthropus
Erectus.
Berdasarkan
penelitian fosil-fosil yang ditemukan, Homo Soloensis mempunyai
cirri-cirisebagai berikut
a. Otak kecilnya
lebih besar daripada otak kecil Pithecanthropus Erectus.
b.
Tengkoraknya lebih besar daripadaPithecanthropus Erectus.
c.
Tonjolan kening agak terputus ditengah (di atas hidung).
d.
Berbadan tegap dengan ketinggiankurang lebih 180 cm
.
2. Homowajakensis
Manusiapurba jenis
ini mempunyai tingkatan lebih tinggi dari pada PithecanthropusErectus dan
tergolong jenis homo sapiens. Homo wajakensis termasuk ras yangsulit ditemukan
karena memiliki ciri-ciri ras Mongoloid dan jugaAustromelanesoid atau mungkin
berasal dari subras Melayu Indonesia dan turutberevolusi menjadi ras
Austromelanesoid sekarang. Ras wajak mungkin jugameliputi manusia yang hidup
sekitar 25.000 – 40.000 tahun yang lalu di AsiaTenggara.
Fosilhomo wajakensis
ditemukan oleh Van Riestchoten pada tahun 1889 di Desa WajakTulungagung fosil
ini kemudian diteliti oleh Eugene Dubois, temuan fosil inimerupakan temuan
fosil manusia purba pertama yang dilaporkan berasal dariIndonesia.
Fosilhomo wajakensis
mempunyai tinggi badan sekitar 130-210 cm dengan berat badanantara 30-150 kg.
volume otaknya mencapai 1300 cc. manusia purba jenisini hidupantara 40.000-
25.000 tahun yang lalu pada lapisan pleistosen atas.
3. HomoSapiens
Faktor pertama adalah
dari anatomi dancara berjalan; anatomi homo sapiens sudah memiliki punggung
tegak rahang rataserta berstruktur tulang kaki panjang dan tegak, hal ini
menyerupai anatomimanusia modern saat ini
Faktor kedua adalah
cara hidup; homosapiens sudah menemukan cara hidup yang tidak 100% mengandalkan
alam(berburu)tetapi juga sudah menerapkan pola bercocok tanam, berternak.
disampingitu perangkat rumah tangga yang dibuat, tidak lagi mengandalkan batuan
yangkasar, namun telah ditemukan juga beberapa peralatan yang terbuat dari
logam,batuan yang dibentuk halus sempurna dan juga homo sapiens telah mengenal
lokasipemukiman yang baik, hal ini ditunjukkan sebagian besar penemuan fosil
beradadi daerah aliran sungai, dan terkadang ada teori yang menunjukkan bahwa
homosapiens juga telah memiliki tatanan sosial struktur masyarakat dimana
adapemimpin kelompok
Homosapiens artinya
manusia cerdik berasal dari zaman holosen 40.000 tahun yanglalu, telah
mengalami pengecilan kepala dan tubuh yang lain, sehingga fisiknyasudah hampir
sama dengan manusia zaman sekarang. Homo sapiens terdiri atassubsapiens atau
ras. Jenis homo sapiens yang sampai sekarang masih ada adalahras Mongoloid, ras
Kaukasoid, dan ras Negroid. Ras Mongoloid memiliki ciriberkulit kuning dan
menyebar di Asia Tenggara. Ras Kaukasoid berkulit putihberhidung mancung dan
tubuhnya jangkung, hidupnya menyebar di Eropa dan Asiakecil (Timur Tengah). Ras
Negroid berkulit hitam, bibir tebal, berambutkeriting, hidup menyebar di Papua,
Australia dan Afrika. Selain ketiga rastersebut, terdapat dua ras yang
penyebarannya terbatas yaitu rasAustromelanesoid dan ras Kaukasoid. Ras
Austromelanesoid terdapat di KepulauanPasifik dan pulau-pulau di antara Asia
dan Australia, sedangkan ras Kaukasoidatau mungkin yang dimaksud adalah ras
Indian yang terdapat di Benua Amerika dansekarang terdesak oleh orang kulit
putih.
Pola Hidup
Dalam kehidupannya sehari-hari, para manusia purba membentuk
kelompok berburu dan pengumpul makanan yang tersusun dalam satu keluarga.
Jumlah orang yang terdapat dalam satu kelompok berburu dan pengumpul 10 – 20
orang per kelompok berburu. Laki-laki yang lebih kuat ditugaskan untuk berburu
hewan–hewan besar dan buas, karena pekerjaan ini memerlukan tenaga yang cukup
besar untuk menghadapi segala bahaya yang mungkin terjadi. Dan perempuan hanya
bertugas untuk menyelesaikan pekerjaan yang ringan misalnya mengumpulkan
makanan dari alam sekitarnya, serta mengurus anak.
Pola Hunian
Nomaden adalah pola hidup dimana manusia
purba pada saat itu hidup berpindah-pindah atau menjelajah. Mereka hidup dalam
komunitas-kuminatas kecil dengan mobilitas tinggi di suatu tempat. Mata
pencahariannya adalah berburu dan mengumpulkan makanan dari alam (Food
Gathering)
Peninggalan
Contoh
alat-alat perkakas yang merekagunakan dari batu berupa berbagai jenis kapak,
alat-alat serpih (flakes).Mereka juga menggunakan alat-alat yang terbuat dari
tulang seperti alat penusuk(belati), ujung tombak, dan alat pengorek ubi serta
keladi. Di samping itu adaalat-alat berburu berupa mata tombak yang terbuat
dari tulang ikan pari. Adapun alat-alat yang terbuat daritanduk berupa
tanduk menjangan atau rusa yang diruncingkan. Alat-alat perkakaspeninggalan
makhluk homo tersebut ditemukan di daerah-daerah sekitar Ngandongdan Sidorejo
(Ngawi), yaitu berupa berbagai jenis kapak batu, alat pelempardari batu, alat
perimbas dari tulang atau tanduk.
PITHECANTHROPUS


Fosil manusia purba
jenis Pithecanthrophus adalah jenis fosil manusia purba yang paling banyak
ditemukan di Indonesia. Pithecanthropus sendiri berarti manusia kera yang
berjalan tegak. Paling tidak terdapat tiga jenis manusia Pithecanthropus yang
ditemukan di Indonesia, yaitu Pithecanthrophus erectus, Pithecanthropus
mojokertensis, dan Pithecanthropus soloensis. Berdasarkan pengukuran umur
lapisan tanah, fosil Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia mempunyai umur
yang bervariasi, yaitu antara 30.000 sampai 1 juta tahun yang lalu.
Pitekan Tropus dibedakan menjadi:
- Pithecanthropus erectus, ditemukan oleh Eugene Dubois
pada tahun 1891 di sekitar lembah sungai Bengawan Solo, Trinil, Jawa
Tengah. Fosil yang ditemukan berupa tulang rahang atas, tengkorak, dan
tulang kaki.
- Pithecanthropus mojokertensis, disebut juga dengan
Pithecanthropus robustus. Fosil manusia purba ini ditemukan oleh Von
Koeningswald pada tahun 1936 di Mojokerto, Jawa Timur. Fosil yang
ditemukan hanya berupa tulang tengkorak anak-anak.
- Pithecanthropus soloensis, ditemukan di dua tempat terpisah
oleh Von Koeningswald dan Oppernoorth di Ngandong dan Sangiran antara
tahun 1931-1933. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak dan juga tulang
kering.
Ciri-ciri
Pithecanthropus
- Memiliki tinggi tubuh antara
165-180 cm.
- Badan tegap, namun tidak setegap
Meganthrophus.
- Volume otak berkisar antara 750 –
1350 cc.
- Tonjolan kening tebal dan
melintang sepanjang pelipis.
- Hidung lebar dan tidak berdagu.
- Mempunyai rahang yang kuat dan
geraham yang besar.
- Makanan berupa tumbuhan dan daging
hewan buruan.
Pola Hunian
1. Kedekatan dengan Sumber AirAir merupakan kebutuhan pokok mahkluk hidup terutama manusia. Keberadaan air pada suatu lingkungan mengundang hadirnya berbagai binatang untuk hidup di sekitarnya. Begitu pula dengan tumbuhan. Air memberikan kesuburan pada tanaman.
2. Kehidupan di Alam Terbuka
Manusia purba mempunyai kecendrungan hidup untuk menghuni sekitar aliran sungai. Mereka beristirahat misalnya di bawah pohon besar dan juga membuat atap dan sekat tempat istirahat itu dari daun-daun. Kehidupan di sekitar sungai itu menunjukkan pola hidup manusia purba di alam terbuka. Manusia purba juga memanfaatkan berbagai sumber daya lingkungan yang tersedia, termasuk tinggal di gua-gua. Mobilitas manusia purba yang tinggi tidak memungkin untuk menghuni gua secara menetap. Keberadaan gua-gua yang dekat dengan sumber air dan bahan makanan mungkin saja dimanfaatkan sebagai tempat tinggal sementara.
Pola Hidup:
Sudah dapat membuat alat sederhana
dari bebatuan, seperti kapak perimbas (chopper), kapak penetak (chopping
tool), atau alat penyerpih (flake). Kehidupan Pithecanthropus
Erectus sangat tergantung pada sumber alam yang tersedia. Mereka juga
berburu dan mengumpulkan makanan dan juga hidupnya berpindah-pindah untuk
mengikuti pengembaran hewan-hewan buruan, atau untuk mencari sumber makanan di
tempat lain. Mereka tampaknya juga sudah mulai mengembangkan tata masyarakat
yang sederhana. Kaum lelaki bekerja sama memburu hewan, dan para wanita
mengumpulkan tumbuhan
Peninggalan:
Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan,
biasa disebut Chopper (alat penetak/pemotong). Dinamakan kapak genggam karena
alat tersebut serupa dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara
menggunakannya dengan cara menggenggam. Pembuatannya dengan cara memangkas
salah satu sisi batu sampai menajam dan sisi lainnya dibiarkan apa adanya
sebagai tempat menggenggam.
MEGANTHROPUS

Seperti yang telah diuraikan pada materi
sebelumnya, Von Koenigswald menemukan tengkorak di Desa Sangiran tahun 1941.
Tengkorak yang ditemukan berupa tulang rahang bawah, dan gigi geliginya yang
tampak mempunyai batang yang tegap dan geraham yang besar-besar. Dari penemuan
tersebut, maka oleh Von Koenigswald diberi nama Meganthropus Palaeojavanicus
yang artinya manusia raksasa tertua dari Pulau Jawa. Fosil tersebut diperkirakan
hidupnya antara 20 juta – 15 juta tahun yang lalu, dan berasal dari lapisan
Jetis.
1.
Pola Hunian:
Nomaden adalah pola hidup dimana manusia
purba pada saat itu hidup berpindah-pindah atau menjelajah. Mereka hidup dalam
komunitas-kuminatas kecil dengan mobilitas tinggi di suatu tempat. Mata
pencahariannya adalah berburu dan mengumpulkan makanan dari alam (Food
Gathering).
2. Pola Hidup
Pola kehidupan manusia prasejarah adalah :
• Bersifat Nomaden (hidup berpindah-pindah), yaitu pola kehidupannya belum menetap dan berkelompok di suatu tempat serta, mata pencahariannya berburu dan masih mengumpulkan makanan
• Bersifat Permanen (menetap), yaitu pola kehidupannya sudah terorganisir dan berkelompok serta menetap di suatu tempat, mata pencahariannya bercocok tanam. Muali mengenal norma adat, yang bersumber pada kebiasaan-kebiasaan
• Bersifat Nomaden (hidup berpindah-pindah), yaitu pola kehidupannya belum menetap dan berkelompok di suatu tempat serta, mata pencahariannya berburu dan masih mengumpulkan makanan
• Bersifat Permanen (menetap), yaitu pola kehidupannya sudah terorganisir dan berkelompok serta menetap di suatu tempat, mata pencahariannya bercocok tanam. Muali mengenal norma adat, yang bersumber pada kebiasaan-kebiasaan
Nama
|
Gambar
|
Keterangan
|
Kapak Persegi
|
Kapak persegi
dibuat dari batu persegi. Kapak ini dipergunakan untuk
mengerjakan kayu, menggarap tanah, dan melaksanakan upacara. Di
Indonesia, kapak persegi atau juga disebut beliung persegi banyak
ditemukan di Jawa, Kalimantan Selatan, Sulawesi, dan Nusatenggara.
|
|
Kapak Lonjong
|
Kapak ini disebut
kapak lonjong karena penampangnya berbentuk lonjong. Ukurannya ada
yang besar ada yang kecil. Alat digunakan sebagai cangkul untuk
menggarap tanah dan memotong kayu atau pohon. Jenis kapak lonjong
ditemukan di Maluku, Papua, dan Sulawesi Utara.
|
|
Kapak persegi
|
![]() |
Kapak dengan
penampang lintangnya berbentuk persegi panjang atau trapesium. Kapak persegi
terdiri atas berbagi ukuran, basar (beliung atau pacul), dan kecil (tarah).
Persebarannya melalui jalur barat yaitu dari tenggara semenanjung Malaka,
Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku.
|
Gerabah
|
Gerabah
dibuat dari tanah liat. Fungsinya untuk berbagai keperluan.
|
|
Perhiasan
|
![]() |
Masyarakat
pra-aksara telah mengenal perhiasan, diantaranya berupa gelang, kalung,
dan anting-anting. Perhiasan banyak ditemukan di Jawa Barat, dan Jawa
Tengah.
|
Alat Pemukul Kulit Kayu
|
![]() |
Alat pemukul kulit
kayu digunakan untuk memukul kulit kayu yang akan digunakan sebagai
bahan pakaian. Adanya alat ini, membuktikan bahwa pada zaman neolithikum
manusia pra-aksara sudah mengenal pakaian.
|